Jangan mengajari aku berharap..
bahkan sebelum harapan itu datang aku telah khatam mengharapkannya..
Jangan mengajari aku bermimpi..
bahkan sebelum mimpi itu datang aku telah khatam memimpikannya..
Jangan mengajarkan aku tentang berharap dan bermimpi..
sebab, aku telah khatam mengharap dan memimpikannya yang tak pernah kunjung datang..
Kuningan, 7 Februaru 2016
Kamis, 03 Maret 2016
Untukmu yang Terpisahkan Jarak Dariku
Untuk mu
yang terpisahkan jarak dariku..
Bersabarlah
menimang rindu,
jarak ini takan lama lagi akan terpangkas
untuk mu
yang terhalang oleh keadaan..
bersabarlah
menuai benih rindu..
hingga kelak
tiba saatnya kita bersua
memanen
benih itu dengan melimpah..
untukmu yang
aku rindu..
bersabarlah
dengan rindu..
takan lama
lagi, aku akan memupuskan rindu itu
demi bersua
dan melepas segala resah
jarak dan keadaan takan menyurutkanku..
kita hanya
tinggal menghitung hari
menuju
pertemuan yang telah kita rindukan itu..
Ciamis, 23
Januari 2016
11.23 am
Sesuatu yang Terlambat Disadari
Aku ingin berhenti memikirkannya. Mulai saat ini aku ingin
mencoba untuk melupakannya, melupakannya sebisa yang aku bisa, menghilangkannya
setiap inci kenangan tentangnya dalam memori ingatanku. Menghapus senyum
indahnya dari setiap mimpi malamku..
Aku tahu
aku yang salah memulainya lebih dulu, aku pun tahu untuk beberapa waktu
dibelakang dia masih ada menungguiku dengan setianya. Aku menyesalinya ? yaa
bodoh jika aku tidak menyesal atas apa yang sekarang terjadi padaku..
Dia,
dia perempuan yang sangat begitu mencintaiku dengan caranya yang tak pernah aku
hargai sedikitpun, dia perempuan dengan sejuta kesetiaan yang begitu tabah, dia
perempuan yang selalu menunggu kepulanganku walau pun kepulanganku bukan
untuknya dan kedatanganku hanya persinggahan sementara. Dia perempuan yang tak
pernah lelahnya mendoakan ku meskipun setiap doanya tak pernah aku amini..
Aku
bodoh ? yaa kau benar.. aku manusia paling bodoh yang sudah menyiakannya begitu
saja hanya karena dia tidak seperti kebanyakan perempuan lainnya. Dia selalu
menggeraikan rambutnya dan sangat jarang sekali diikat, dia tidak menyukai
memakai rok seperti kebanyakan perempuan lainnya, ia tak pernah memakai make up setiap kali akan pergi
denganku. Dia selalu tampil sederhana atau mungkin sangat sederhana dimataku.
Dia perempuan yang sangat pendiam. Tak pernah memulai sesuatu lebih dulu. Aku
benci padanya, pada sikapnya yang diam, pada caranya berpakaian, pada wajahnya
yang polos, dan pada matanya yang sayu..
Dan
saat ini perempuan itu sudah pergi, ia
memutuskan pergi meninggalkanku dan berhenti menungguiku. Ada lelaki lain yang
mencintainya seperti halnya dia mencintaiku. Aku kehilangan dia, sekaligus
kehilangan cintanya.. dan sekarang aku patah hati, patah hati pada hal yang aku
benci sekaligus yang aku sangat aku sayangi, aku hanya terlambat menyadari
perasaan ini..
Senja yang Terluka
Sekarang semuanya telah berbeda, tak ada canda tawa atau
hanya sekedar gurauan sederhana seperti biasanya saat saling berpapasan. Aku
tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi, semuanya memang telah berubah. Aku
tau hidup memang tak pernah stagnan pada satu tempat semuanya pasti akan
berubah, tapi yang aku sayangkan mengapa harus secepat ini ? dan mengapa kamu
salah satu yang telah berubah itu ?
Mau
tidak mau, siap tidak siap aku harus memulainya lagi seorang diri, melanjutkan
perjalanan yang sekarang tampa jejak kamu lagi. Merelakan genggaman erat yang
biasanya menghangatkan tanganku kala kita berjalan di tengah badai nan gelap.
Di persimpangan ini kita telah benar-benar berpisah.
Tak
mudah bagiku untuk melanjutkan kembali melanjutkan perjalanan ini seorang diri,
aku sadar aku harus biasakan diri tampa hadirmu.
“kita
tak bisa melanjutkan semua ini.. maaf sebaiknya kita berakhir disini”
Aku menatap matanya, mengigit bibir bawahku bingung mau
menjawab apa..
“tapi
aku harap kita bisa berakhir dengan baik-baik,
aku ingin kita tetap seperti dulu..”
Aku menatap matanya dengan lekat “ Seperti dulu ? kamu pikir
setelah sekian lama waktu yang telah kita lewatin bersama, dan… “ kata kataku
terputus “dan… kamu berharap kita masih
bisa seperti biasanya ? itu mustahil “
Dia terdiam… “ Ra…
aku ingin kita masih bisa seperti dulu.. karena aku masih sayang sama kamu”
Muka ku rasanya panas sekali saat itu.. aku sudah tidak bisa
lagi menahan emosiku. Aku mentapnya sinis, tanpa bisa ku cegah aku menangis
depan dia, suaraku sedikit tinggi “ kalo kamu sayang sama aku, kenapa kamu
tinggalin aku? Kenapa kamu memilih mengakhiri ini semua ?”
“kamu
ga ngerti ra “ ucapnya sambil menghela nafas
“apa ?
apa yang aku gangerti din?” aku masih
menahan air mata untuk tidak keluar
“aku
mau pacaran serius sama kamu kalo aku udah sukses” ucapnya.. ia menatap mataku
dengan sayu “ jadi kamu mau kan nungguin aku sampe sukses? Aku akan datang
lagi” ia memegang tanganku.
“kamu
tau, aku selalu sayang kamu din..
“jadi
kamu mau nungguin aku ?” tanyanya menatap wajahku
“iya…”
……………………………………
730 hari setelah kau memintaku untuk menunggumu.. hari
ini kita kembali bertemu dilatari senja
nan indah.. aku bingung kenapa kau memilih senja ini. Selama kita bersama kau
tak pernah mengajakku menikmati senja sekalipun kau tau bahwa aku begitu
menyukai senja..
1800 detik kita saling diam, entah apa yang ada di benakmu..
kau hanya diam. aku tak bisa menebaknya tapi pandangan matamu tak sama seperti
saat kau memintaku untuk menunggu. Aku dibuat gelisah dengan situasi ini..
“Din.. “
ucapku memecah hening .
“berapa lama
lagi aku harus menunggu? “
Dia mentapku
“aku butuh
kepastian.. aku gabisa lama-lama seperti ini..”
“kamu bisa
menjalin hubungan dengan laki-laki lain yang kamu suka, aku juga disana menjalin
hubungan dengan perempuan lain” ucapnya
Deggg…
jantungku berdegup dengan cepat, mukaku seketika terasa panas…
Aku
menatapnya… air mata ku mengalir tanpa bisa aku cegah
“jadi selama
ini apa ? kenapa kamu menyuruh aku menunggu jika akhirnya akan ditinggalkan
din? Kenpa?” ucapku marah
Dia diam… dan memalingkann wajahnya pada langit.
*hening
beberapa saat…*
“Din, rasa
sayang aku ke kamu itu seperti pohon kecil.. ia akan terus tumbuh bila dirawat
dan dipelihara dengan baik.. iya meskipun tak dirawat dan dijaga ia akan tetap
tumbuh tapi tumbuhnya tidak sehat din, dia akan mati kekeringan atau mungkin
terkena hama” ucapku setelah berhasil
menguasi emosi..
“aku sayang
kamu din, itu sebabnya aku bertahan menunggumu.. tapi kamu sekali lagi
melukaiku” ucapku tersenyum..
“ra.. maaf”
“aku
menyukai perempuan lain dan aku mau serius dengan dia” ungkapnya dengan wajah
tanpa dosa
Aku
menatapnya, ia masih memalingkan wajahnya..
Beberapa
saat kemudian ia menatap mataku, “ada hal yang tak sesuai rencana ra, maaf! Sekali
lagi maaf aku sudah buat kamu kecewa untuk kesekian kalinya. Aku tetap sayang
kamu ra!”
Aku
menatapnya mencoba mencari kebenaran tentang hal yang saat ini terjadi dari
matanya.. ia masih menatapku “aku sayang
sama kamu ra, sama seperti aku sayang sodara aku yang lain”
‘sodara ?”
“jadi selama
ini kamu anggap aku sodara hahha…. “ entah mengapa rasanya aku ingin tertawa
“aku terlalu
berharap sama kamu din, maaf! …
Dia
menatapku…
“ini gabakal
mudah buat aku.. tapi aku akan berusaha buat lupain rasa aku. Terimakasih din,
kamu pernah hadir membuat aku bahagia walau akhirnya kamu menyisakan luka ini.. perlu kamu tau aku
menyayangimu tulus, tapi kamu ga usah khawatir perlahan aku pun bakal lupa
koq” aku tersenyum..
Pahit
rasanya mengakui kekalahan ini.. aku merasa telah kalah meski aku tak tau
bertarung melawan siapa..
“semoga
bahagia din, genggamlah tangannya erat agar kau takan merasakan sakitnya
ditinggalkan din..
“terimakasih
buat semuanya.”
Aku bangkit
dan berlalu meninggalkannya seorang diri di sana dengan senja .. ini alasanmu
membuatku luka disenja hari agar aku masih bisa tertawa saat luka itu berdarah…
atau ini cara mu agar saat aku melihat senja luka ini akan teringat kembali…
Langganan:
Postingan (Atom)